Tim satgas Tinombala yang terdiri dari unsur TNI dan Polri berhasil menewaskan Amir Mujahidin Indonesia Timur (MIT), Abu Wardah alias Santoso pada Senin malam, 18 Juli. Belakangan diketahui Santoso tewas usai disergap tim Alfa 29.
Kepala Satgas Operasi Tinombala dan Kapolda Sulawesi Tengah, Brigjen Pol Rudy Sufahriadi membenarkan Tim Alfa 29 Kostrad lah yang menembak mati Santoso dan pengikutnya Muchtar alias Kahar. Sementara, tiga orang lainnya berhasil melarikan diri.
�Jadi Tim Alfa yang melakukan penembakan terhadap Santoso adalah tim Alfa 29 dari prajurit Batalyon 515 Kostrad,� ujar Rudy.
|
PASUKAN ELIT. Tim Alfa 29 berasal dari pasukan elit TNI Angkatan Darat di bawah naungan Yonif 515. Tim tersebut berhasil menewaskan Santoso dan pengikutnya Muchtar alias Kahar. Foto oleh R. Rekotomo/ANTARA |
Siapa sebenarnya Tim Alfa 29? Berikut fakta mengenai pasukan elit dari Batalyon Infantri 515 TNI Angkatan Darat (AD) tersebut:
1. Bermarkas di Jember
Batalyon 515 merupakan salah satu kesatuan di bawah komando Brigif 9/Daraka Yudha dari Divisi Infanteri 2/Kostrad. Sebelum, berada di bawah naungan Kostrad, Yonif 515 merupakan satuan organik di bawah Kodam VIII/Brawijaya. Kemudian, dialihkan ke Kostrad sesuai perintah Pangdam Brawijaya Nomor Sprin/416/III/1978.
Saat ini, Yonif 515 bermarkas di Jember, Jawa Timur. Sebelum bermarkas di sana, Yonif 515 beberapa kali berpindah markas, dimulai dari Lawang, Malang, Rambipuji, Jember dan kemudian menempati markas terakhir di Tanggul pada 1978.
Dikutip dari media, sejak dibentuk sebanyak 138 prajurit telah gugur di medan pertempuran.
2. Terlatih berperang gerilya
Wakil Komandan Satuan Tugas I Operasi Tinombala, Kolonel Infanteri Yudha Medy Darma Zafrul, batalion ini memiliki kemampuan dalam pertempuran jarak dekat/antiteror, pertempuran berlanjut dan perang gerilya dengan mobilitas tinggi. Kemampuan satuan ini juga tiga kali lipat lebih unggul dari batalion infanteri biasa.
�Mereka sudah ditempatkan di sana sejak 8 Januari 2016, mereka ditempatkan di Poso sejak 8 Januari lalu,� ujar Yudha seperti dikutip Tempo.
Dalam pertempuran melawan Santoso, terdapat 9 anggota yang terjun di dalam Tim Alfa 29. Mereka merupakan bagian dari 8 tim yang diterjunkan ke Poso.
3. Tewaskan Santoso dengan dua tembakan
Berdasarkan kronologi yang diungkap oleh Kementerian Politik Hukum dan Keamanan (Kemenkopolhukam), sejak pukul 16:00 WIT, 8 tim gabungan Tinombala kembali memburu Santoso dan pengikutnya. Mereka kemudian menemukan jejak kaki dari arah barat ke utara di Pegunungan Biru, Kuala Tambarana, Poso.
Selain itu, di area tersebut juga terdapat gubuk. Di dalamnya terdapat 2 orang di dalamnya. Sisa 3 orang lainnya tengah menyeberangi Sungai Tambarana.
Menurut Kadiv Humas Mabes Polri, Boy Rafli Amar, dari 5 orang yang terlihat di dalam hutan, 2 di antaranya perempuan. Diduga mereka adalah istri Santoso yakni Jamiatun Muslim alias Atun, Basri dan istrinya, Nuri Usman.
Pada pukul 17:00 WITA, Tim Alfa kemudian melepaskan senjata dan terjadi kontak tembak sekitar 30 menit. Setelah itu, suara tembakan tidak lagi terdengar.
�Hasilnya, dua orang ditemukan sudah tidak bernyawa. Keduanya adalah Santoso dan Muchtar,� ujar Boy.
Setelah, melalui proses identifikasi, diketahui Santoso tewas dengan luka tembakan di bagian perut dan punggung. Sedangkan Muchtar tewas karena ditembak di kepala.
Boy menyebut 1 di antara 3 orang yang berhasil kabur tidak mengenakan pakaian. Diduga dia baru saja mandi di sungai dan tidak sempat mengenakan pakaiannya.
Sumber : Rappler.com