Patriot Sejati- Jempolmu harimaumu. Tanpa pikir panjang orang-orang kerap menulis status menyinggung pihak lain tanpa dipikir panjang. Sudah menuai masalah baru menyesal.
Yusrizal (65), misalnya. Dia mengunggah status minta TNI dibubarkan. Warga Bukittinggi ini pun menyesal setelah didatangi Komandan Kodim 0304/Agam, Letkol Kav Salim Kurniawan dan sejumlah tokoh setempat.
Dia mengakui khilaf atas komentar yang menyinggung TNI tersebut dan meminta maaf pada keluarga besar TNI dan masyarakat.
"Tidak ada maksud menghina atau menjelekkan TNI, hanya tersulut emosi karena berbagai informasi yang dibaca," ujarnya.
Dirinya mengakui baru tiga bulan menjadi pengguna media sosial dan sempat ingin berhenti pada bulan lalu karena tidak nyaman dengan informasi yang beredar.
"Namun karena paket internet masih ada, jadi mau dihabiskan dulu," ungkapnya.
Komandan Kodim 0304/Agam, Letkol Kav Salim Kurniawan mengatakan Yusrizal sudah menunjukkan itikad baik dengan mau mengakui kesalahannya dan menyampaikan permintaan maaf dan berharap kejadian serupa tidak terulang.
"Berdasarkan pengakuan, yang bersangkutan bermaksud membela TNI. Namun pembaca mana tahu apa maksud dia berkomentar demikian. Yang dibaca masyarakat adalah agar TNI dibubarkan. Kalau TNI bubar, bagaimana nanti keutuhan NKRI," ujar Letkol Salim, Jumat (10/13). Demikian dikutip Antara.
Atas tindakan tersebut, Yusrizal dikenakan sanksi wajib lapor sekali dalam dua hari ke Koramil Lubuk Basung.
Tokoh masyarakat setempat, Syamendra Putra Dt Mulia Basa mengatakan tindakan yang dilakukan oleh Yusrizal tersebut diharapkan menjadi pelajaran bagi masyarakat agar hati-hati berkomentar di media sosial.
"Jangan sampai membuat gaduh bahkan sampai memecah belah. Kejadian ini harus jadi pelajaran bagi semuanya," katanya.
Kasus serupa juga terjadi di Malang, Jawa Timur. Seorang pemuda berinisial AN diduga menghina TNI lewat akun instagram miliknya. Dia menyebut seharusnya TNI dibubarkan saja karena tak ada gunanya.
Status AN viral di media sosial. Tak lama dia pun didatangi prajurit TNI. Bedanya kali ini bukan tindakan persuasif yang diambil para prajurit terbakar emosi tersebut.
Dari rekaman yang beredar, prajurit menjambak rambut pria tersebut dan beberapa kali menampar pipinya.
"Kamu kira TNI itu pengecut, pengorbanan kami lebih besar dari pada kamu, TNI telah mati-matian bela negara ini," kata prajurit tersebut.
Diperlakukan demikian, pemuda berbaju merah itu menangis sambil jongkok.
"Ampun pak, gak saya ulangi," katanya sambil mengusap air mata.
"Kamu enak sekali ngomong, habis itu minta maaf pada TNI, ooh gak gitu kawan," kata prajurit TNI dengan nada suara meninggi.
Saat dikonfirmasi, Kadispenad, Brigjen Alfret Denny Tuejeh, membenarkan gambar yang merekam ulah sejumlah prajurit.
"Kejadian di video itu memang betul dan sudah kita selidiki pelakunya prajurit TNI AD dari salah satu satuan jajaran Kostrad di Jawa timur dan saat ini sedang dalam penyelidikan," katanya lewat pesan singkat yang diterima merdeka.com, Jumat (13/10).
Baik secara pribadi maupun institusi, Alfret menyayangkan tindakan arogan prajurit. Sekalipun pemuda tersebut melakukan kesalahan.
"Seharusnya prosedurnya ya serahkan ke kepolisian setempat untuk memproses kalau memang terjadi pelanggaran hukum. Kita minta maaf atas reaksi prajurit yang tidak terima dan langsung emosi melihat ada oknum yang menghina TNI. Sehingga terjadi tindakan pemukulan. Itu tindakan berlebihan," jelasnya.
SELANJUTNYA=>
Sumber : Merdeka.com