Patriot Sejati-Banyak kisah menarik seputar Serangan Umum 1 Maret 1949. Salah satu yang lucu adalah kisah Letnan Komarudin.
Jelang Serangan Umum, Komandan Wehrkreise III Yogyakarta Letnan Kolonel Soeharto sudah membagi pasukannya dengan cermat.
Soeharto ingin menunjukkan kekuatan TNI masih ada dan bisa melakukan penyerangan di Kota Yogyakarta pada siang hari. Ini penting untuk menepis propaganda yang menyebut TNI sudah bubar waktu Yogyakarta diserang tanggal 19 Desember 1948.
Semua persiapan dilakukan dengan sangat rahasia dan hati-hati. Seluruh pasukan sudah diberi tahu waktu penyerangan jam 06.00 WIB, 1 Maret 1949. Begitu sirine tanda jam malam berakhir, saat itulah tembakan dilepaskan.
Nah, tiba-tiba tanggal 28 Februari 1949, begitu sirine berbunyi, tembakan gencar terdengar. Letnan Komarudin memimpin seksinya menyerang Belanda dari arah Selatan. Belanda pun balas menembak.
Sehingga baku tembak antara pasukan TNI dan Belanda tak terhindarkan. Soal keberanian memang Letnan Komarudin ini tak ada tandingan. Kabarnya Letnan Komarudin tahan peluru, sehingga cuek saja maju menerobos berondongan peluru Belanda.
Celaka. Rupanya Letnan Komarudin salah tanggal. Dia mengira sudah tanggal 1 Maret, padahal baru tanggal 28 Februari.
"Pada waktu sirene akhir jam malam berbunyi tanggal 28 Februari 1949 pagi, kami dikejutkan oleh bunyi ledakan dan tembakan yang cukup gencar. Mana pula tidak terkejut, sebab telah saya tetapkan serangan itu akan kita lakukan pada tanggal 1 Maret, pagi, pada waktu sirene akhir jam malam. Ternyata Letnan Komarudin telah salah hitung," kata Soeharto dalam biografi Soeharto: Pikiran, Ucapan dan Tindakan Saya yang ditulis G Dwipayana dan Ramadhan KH
Soeharto pun segera mengirim utusan agar serangan itu segera dihentikan. Dia takut serangan Letnan Komarudin akan membuka rahasia Serangan Umum 1 Maret.
"Yang saya khawatirkan pada waktu itu ialah pembalasan tentara Belanda terhadap rakyat di kota. Mungkin sekali musuh kita akan mengadakan pembersihan dan lantas rakyat yang tidak berdosa ditembaki," kata Soeharto .
Untungnya hal itu tidak terjadi. Belanda malah lengah karena mengira serangan besar yang akan dilakukan TNI itu adalah serangan yang dilakukan Letnan Komarudin.
Dalam film Janur Kuning, sosok Komarudin diperankan oleh aktor Amak Baldjun. Bahkan Jenderal Soedirman pun ingin tertawa mendengar kisah Letnan Komarudin.
Salah satu adegan film itu menggambarkan Jenderal Soedirman menginspeksi pasukan. Di sana Soedirman melihat Letnan Komarudin.
Soedirman memeluk Komarudin. Sementara bibir sang Letnan bergetar menahan tangis haru.
"Tidak semua kesalahan berakibat buruk," kata Soedirman memeluk Komarudin yang berbaret hitam.
"Maaf pak saya salah menghitung hari," jawab Komaruddin terbata-bata.
"Tidak jangan terulang lagi setiap prajurit sejati selalu memegang teguh sumpahnya."
"Baik pak saya berjanji," balas Komarudin.
Nasib Komarudin setelah penyerahan kedaulatan tak begitu jelas. Ada yang menuding Komarudin terlibat pemberontakan Darul Islam pimpinan Amir Fatah. Namun setelah diselidiki, dia tak terlibat. Namanya pun direhabilitasi. Tapi rupanya Komarudin sudah terlanjur kecewa. Dia meninggal dalam kekecewaan.
sumber : merdeka.com
ADS HERE !!!