Para ahli senjata nuklir telah memperingatkan Kongres Amerika Serikat yang mengatakan pemerintahan Donald Trump mengabaikan senjata yang baru dikembangkan Korea Utara. Senjata tersebut bisa mematikan jaringan listrik AS dan membunuh sebagian besar orang Amerika dalam waktu satu tahun.
Dua mantan anggota Komisi senjata elektromagnetik (EMP) dalam sebuah rapat baru-baru ini mengatakan senjata EMP nuklir Kim Jong-un menjadi ancaman terbesar bagi AS, dan ancaman ini tidak diketahui pemerintah Negeri Paman Sam.
Selama ini perhatian lebih banyak difokuskan pada uji coba rudal balistik antar benua Korut. Namun Korut baru-baru ini mengklaim telah menguji coba bom hidrogen bawah tanah pada bulan September.
Rezim Korut mengatakan senjata semacam itu bisa memicu ledakan kuat EMP untuk menyerang target.
William Graham, ketua komisi EMP sebelumnya dan mantan kepala stafnya, Peter Vincent Pry, memperingatkan, serangan semacam itu dapat melumpuhkan jaringan listrik AS untuk waktu yang tidak terbatas, dan bisa menyebabkan kematian dalam waktu satu tahun hingga 90 persen orang Amerika.
Mereka mendesak DPR AS untuk melindungi jaringan listrik dan mengabarkan sistem pertahanan rudal balistik AS saat ini dirancang untuk mencegat rudal dari Korea Utara yang mendekati AS dari wilayah Kutub Utara, namun tidak dari wilayah Kutub Selatan.
"Sebuah serangan EMP nuklir akan menghancurkan perangkat elektronik di mana-mana, menyebabkan pesawat jatuh, menghentikan lalu lintas mobil dan kereta, jaringan listrik padam, dan infrastruktur penting lainnya yang semua itu adalah nyawa dari peradaban modern dan kehidupan itu sendiri. Akhirnya, jutaan orang akan mati karena kelaparan, penyakit, dan keruntuhan sosial," kata mantan anggota parlemen dari Republik Curt Weldon, salah satu pendiri komisi EMP.
Kedua mantan anggota komisi tersebut menambahkan Korea Utara diperkirakan memiliki 60 senjata nuklir, dan rudal balistik antarbenua yang bisa mencapai Denver dan Chicago, dan dan mungkin seluruh AS.
"Rezim tersebut sedang mengembangkan bom hidrogen yang sebanding dengan senjata termonuklir canggih tahap dua di AS," kata mereka, seperti dilansir dari Independent, Senin (16/10).
Mantan ilmuwan roket NASA James Oberg juga sebelumnya telah memperingatkan pemerintah AS, rezim Korut bisa dapat menggunakan satelit untuk membawa hulu ledak nuklir kecil dan meledakkannya di atas AS. [pan]
Sumber : Merdeka.com
ADS HERE !!!