Patriot sejati : Raga Sang Presiden Sukarno memang berada di dalam penjara, namun hal itu tidak memenjarakan perjuangannya membebaskan bangsa Indonesia dari penjajahan.
Ketika ia harus mendekam di penjara Sukamiskin karena membangkang pada penjajah, sejumlah strategi ia susun untuk melakukan perlawanan.
Catatan sejarah itu dapat ditemukan di dalam kamar sel Sukarno di lapas Sukamiskin.
Dalam sebuah poster yang tertulis dalam dua bahasa Indonesia dan bahasa Inggris di ujung kiri pintu masuk mengisahkan tentang strategi Bung Karno berkomunikasi dengan Inggit, Jalan A.H. Nasution No.114, Cisaranten Bina Harapan, Arcamanik, Kota Bandung, Kamis (20/7/2017).
Yang unik adalah di kamar tahanan Dari Timur Atas Nomor 1 (TA.01) tersebut menjadi bukti betapa pasangan suami istri ini memiliki strategi untuk memikirkan nasib bangsa Indonesia yang belum merdeka.
Strategi yang rumit memperdayai Belanda agar Bung Karno dapat mengetahui keadaan di luar penjara yaitu dengan menggunakan media buku-buku agama dan juga kitab Alquran.
Inggit yang memperoleh jatah membesuk dua kali dalam sepekan diizinkan membawa buku-buku agama dan kitab Alquran.
Bung Karno memiliki cara memperdayai Hindia Belanda dengan cara saat Bung Karno dikirimi Alquran oleh Inggit pada tanggal 24 April 1931.
|
Inilah Lapas Sukamiskin tempat sukarno di penjara |
Dengan itu, Bung Karno harus membuka Surah Alquran keempat di halaman 24. Di bawah huruf-huruf tertentu pada halaman tersebut terdapat lubang-lubang kecil mirip huruf Braille.
Contohnya di bawah huruf B ada berupa tusukan.
Selanjutnya di bawah huruf U, dan seterusnya hingga membentuk rangkaian kata dan kalimat yang berisi kabar dari rekan-rekan seperjuangannya. Yang berada di luar penjara.
Lapas Sukamiskin Bandung menjadi saksi dari kisah perjuangan presiden pertama RI, Ir Sukarno, dan mantan istrinya, Inggit Garnasih.
Inggit Garnasih adalah istri yang selama 20 tahun mendampingi Sukarno dan akhirnya berpisah 2 tahun sebelum Sukarno menjadi presiden.
Bung Karno pernah menjalani hukuman sejak 9 Desember 1930 hingga 31 Desember 1931
Tembok penjara ternyata tak mampu mematikan komunikasi di antara Bung Karno, sapaan Sukarno, dan Inggit Garnasih.
Bung Karno mempunyai siasat untuk mendapatkan informasi dari luar penjara.
Ketika itu, Bung Karno dibolehkan oleh pihak penjara Hindia Belanda untuk menerima kiriman makanan.
Makanan tersebut antara lain berupa telur yang dibawa oleh istrinya, Inggit Garnasih.
Telur itulah yang menjadi alat komunikasi untuk mengabarkan keadaan di luar penjara Sukamiskin.
Jika Inggit Garnasih mengirim telur asin, Sukarno tahu ada kabar buruk di luar penjara.
Biasanya, kabar buruk yang menimpa rekan-rekan seperjuangan Bung Karno.
Dari pantauan Tribun Jabar, di bekas sel tahanan Sukarno di Lapas Sukamiskin, Kamis (20/7/2017), ada poster yang mengisahkan taktik Bung Karno berkomunikasi dengan Inggit Garnasih.
Sejak Indonesia merdeka, sel tahanan bernomor TA 01 di Lapas Sukamiskin sengaja dikosongkan untuk mengenang perjuangan Bung Karno.
Lapas Sukamiskin ada di Jalan A H Nasution No.114, Cisaranten Bina Harapan, Arcamanik, Kota Bandung.
Presiden pertama Republik Indonesia, Ir Sukarno yang akrab disapa Bung Karno, pernah menghuni sel tahanan di Lapas Sukamiskin, Bandung, saat masa penjajahan Belanda atau pada 9 Desember 1930 hingga 31 Desember 1931
Kamar tahanan yang pernah ditempati Bung Karno itu hingga kini masih terawat. Sel tahanan itu hanya seluas 2,5 m x 3,2 m.
Di samping pintu masuk sel tahanan No TA 01 itu, terpampang poster ukuran 50 cm x 120 cm. Poster ini menjelaskan bahwa sang proklamator itu pernah menghuni kamar tersebut.
Sel tahanan yang berada di lantai dua blok timur itu disebutkan sebagai tempat penahanan Bung Karno. Tertera tulisan di pintu masuk sel, "Bekas Kamar Bung Karno".
"Sejak saya masuk di Lapas Sukamiskin pada 1997, barang-barang yang ada di dalam kamar Bung Karno sudah ada seperti ini," kata petugas Lapas Sukamiskin, Dede yang menemani Tribun Jabar, menengok kamar tahanan Bung Karno, Kamis (20/7/2017).
Sumber : tribunnews.com