Patriot Sejati - Kapal perang dan personel dari Pangkalan TNI AL di Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara, menjaga pembangunan menara suar di perairan ambang batas laut (Ambalat) Karang Unarang.
Komandan Pangkalan TNI AL Letkol Laut (P) Ari Aryono mengatakan, TNI AL Nunukan setiap hari mengirim 2 prajuritnya mengawal tongkang yang digunakan dalam pembangunan menara suar di perairan Karang Unarang.
�Tiap hari ada 2 orang yang jaga di tongkang, nanti 2 hari diganti orang. Kita di-back up juga oleh KRI. KRI berada di seputaran Karang Unarang,� ujarnya, Jumat (9/6/2017).
Ari Aryono menambahkan, rencananya pembangunan suar Karang Unarang rampung pada Agustus mendatang. Pekerjaan pembangunan menara suar di perairan ambalat Karang Unarang saat ini telah menyelesaikan pemasangan 8 tiang pancang.
�Kegiatan saat ini sedang penyiapan material persiapan untuk pengecoran. Jadi mereka menggunakan tongkang mangku satu untuk melaksanakan kegiatan itu,� imbuh Ari Aryono.
Pembangunan suar Karang Unarang, selain sebagai tanda tapal batas perairan antar-negara, juga untuk memandu kapal yang berlayar di seputar perairan Karang Unarang.
Pengawalan kemanana oleh TNI AL dalam pembangunan suar Karang Unarang untuk mencegah terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan seperti pada pembangunan suar Karang Unarang pada tahun 2005 lalu.
Pembangunan menara suar Karang Unarang di perbatasan Indonesia-Malaysia pada saat itu sempat membuat hubungan kedua negara memanas karena adanya manuver dari kapal perang Malaysia yang sempat memaksa pekerja menghentikan pembangunan.
Untuk menunjukkan bahwa wilayah tersebut adalah milik kedaulatan Indonesia maka di buatlah mercusuar tepatnya di perairan karang unarang. Wilayah tersebut di jaga oleh lima prajurit TNI matra laut dari korps Komando Pasukan Katak (Kopaska) bersenjata dengan sebuah speedboat jenis stinger sebagai alat transportasi.
Disaat mercusuar tersebut sedang dalam tahap pembangunan beberapa kali kapal perang milik Malaysia kerap mengganggu para pekerja mercusuar dengan melakukan pengereman mendadak sehingga ombak yang ditimbulkannya mempersulit para pekerja merampungkan kerjaannya.
Tentunya hal ini membuat prajurit Kopaska yang ditugaskan untuk menjaga pembangunan menara mercusuar tersebut sangat terganggu dan marah. Kelima prajurit Kopaska yang menjaga mercusuar tersebut kemudian mencari cara untuk membalas tindakan dua kapal perang Malaysia dan mengusirnya dari daerah tersebut.
Setelah selesai mengganggu, kapal perang malaysia kemudian beristirahat di tengah laut tidak jauh dari lokasi pembangunan menara mercusuar. Beberapa awak kapal diketahui tengah bersantai dan kurang siaga diatas kapal.
Melihat dua kapal perang malaysia sedang lego jangkar, kelima prajurit Kopaska melihat adanya kesempatan untuk melakukan �surprise attack�. Dipimpin seorang perwira kelima prajurit Kopaska kemudian mengarahkan speedboatnya secara zig zag dan cepat dari arah buritan kapal tanpa di sadari awak kapal Malaysia seorang prajurit Kopaska bernama Serka Ismail melakukan teknik Cast yaitu teknik menceburkan diri ke laut dengan posisi boat yang di tumpanginya masih berjalan. Selama boat tersebut melakukan maneuver � maneuver pengelabuan di tengah laut Serka Ismail terus mendekati kapal sasaran sambil menyelam kemudian naik ke atas anjungan kapal perang Malaysia.
�SEDANG APA KAMU DI ANJUNGAN KAPAL!!!� Bentak Serka Ismail ke salah satu awak kapal perang, dan dengan logat melayunya yang lirih dan terlihat dari raut wajahnya yang mulai ketakutan si awak kapal tersebut mengatakan bila dirinya hanya bertugas menjaga meriam kapal.
�DIMANA PIMPINANMU!!� Sekali lagi Serka Ismail membentak awak kapal perang Malaysia yang kemudian di tunjukkan ke ruang kapten. Mendengar ada yang teriak awak kapalpun keluar mendatangi asal suara, tampak wajah mereka sedikit ketakutan karena tidak menyangka kapalnya akan di susupi oleh salah satu personel Kopaska. �Segera tinggalkan perairan ini atau saya putus jangkarmu!� Perintah Serka Ismail kepada pimpinan kapal perang setelah itu Serka Ismail turun menuju kapal speedboat yang sudah menunggunya di pinggir kapal.
Akhirnya kapal perang Malaysia menarik jangkarnya dan meninggalkan lokasi, tapi ketika di perhatikan ternyata hal ini tidak di ikuti oleh kapal perang Malaysia yang lainnya dan tetap berada di lokasi perairan Indonesia. Melihat hal itu kemudian prajurit Kopaska mengarahkan speedboatnya menuju kapal perang Malaysia yang masih �ngotot� tinggal di tempat. Setelah speedboat mendekati kapal Malaysia ternyata seluruh awak kapalnya sudah siaga di posisi masing � masing untuk menghalangi prajurit Kopaska menaiki kapal perang. Tidak kehabisan akal Serka Ismail kemudian menaiki kapal melalui pinggir anjungan dan setelah sampai di atas dia membentak seseorang yang terlihat seperti pimpinan kapal �KENAPA KALIAN TIDAK MENAIKKAN JANGKAR DAN PERGI DARI SINI?!!�.
�Kami hanya menjalankan perintah� Jawab pimpinan kapal sedikit normatif, akan tetapi di wajahnya tersirat rasa gugup yang berlebihan.
�Kalau begitu saya perintahkan sekarang juga kalian tinggalkan perairan Indonesia atau saya putuskan jangkar kalian dengan peledak!!� Gertak Serka Ismail yang sudah mulai jengkel dan menggerak � gerakkan rantai jangkar kapal Malaysia.
Tanpa pikir panjang Kapten kapalpun meminta seluruh awaknya agar segera menyalakan mesin kapal dan meninggalkan perairan Indonesia. Sejak saat itu kapal perang Malaysia tidak pernah kembali mengganggu pembangunan mercusuar di wilayah karang unarang hingga pengerjaannya tuntas. Yang luar biasanya lagi, ternyata ke lima prajurit Kopaska dalam melakukan pengusiran kapal perang milik Malaysia tidak membekali diri dengan senjata alias tangan kosong.
Kejadian ini sempat jadi pembicaraan hangat di Kota Tarakan dan sempat diberitakan pada koran lokal. Walaupun insiden ini cukup beresiko tapi masyarakat di perbatasan cukup mengapresiasi keberanian para prajurit TNI terutama Kopaska. Bahkan belakangan ini, kisah keberanian lima prajurit Kopaska tersebut sudah di bukukan dalam buku besar yang berjudul �50 tahun Kopaska : spesialis pertempuran laut khusus�.
Sumber : Belanegara.com