PATRIOT SEJATI - Petugas Denpom I/5 Bukit Barisan, mengamankan 3 orang TNI gadungan. Tak tanggung-tanggung mereka mengaku berpangkat jenderal.
Ketiga orang itu ditangkap di kawasan Jalan Merak Jingga, Medan, Senin (17/11). Mereka terjaring razia yang dilakukan petugas Denpom I/5.
"Ketiganya diamankan saat petugas kita melakukan patroli, dan melihat mobil ditumpangi tiga pria tersebut," kata Dan Denpom I/5 Medan Letkol CPM Anggiat Napitupulu di Mapolresta Medan, Selasa (18/11) sore.
Setelah melakukan pemeriksaan dan pengecekan, petugas Denpom memastikan ketiganya sebagai jenderal gadungan. Mereka tidak terdaftar di kesatuan.
Seorang dari tiga orang yang diamankan mengaku berpangkat jenderal besar bintang lima, yaitu Aditya Bambang Mataram. Dua lainnya berpangkat letnan jenderal yakni Jemmy Mokodompit dan Syarifudin P Simbolon. Mereka mengaku sebagai personel tentara perdamaian PBB (Unifil).
Berdasarkan dokumen yang ditemukan, ketiganya berencana mengunjungi Gubernur Sumut, Pangdam I Bukit Barisan, Kapolda Sumut hingga pejabat di daerah lain seperti Kalimantan.
Pantauan wartawan, saat dibawa ke Mapolresta Medan, ketiganya mengenakan pakaian seragam termasuk bintang di topi masing-masing. Kasat Reskrim Polresta Medan Kompol Wahyu Bram menyatakan mereka masih menyelidiki kasus ini. [ian]
Baca Juga:
Salah seorang dari tiga 'jenderal PBB' yang ditangkap di Medan rupanya anak pejabat Orde Lama.
Aditya Bambang (67) yang ditangkap mengenakan tanda pangkat 5 bintang disebut sebagai putra pejuang kemerdekaan. Berdasarkan pengakuannya kepada penyidik, ayahnya adalah AM Hanafi.
AM Hanafi seorang pemuda tokoh Menteng 31 yang kemudian menjadi menjadi Menteri Urusan Tenaga Rakyat (1957�1960) dan mantan Duta Besar Republik Indonesia untuk Kuba (1963�1965). Setelah Orde Lama tumbang, dia minta suaka ke Prancis.
"Dia (Aditya) juga mengaku sudah lama mengenakan seragam itu," ujar sumber di kepolisian.
Menurut sumber, Aditya lah pimpinan dari ketiga 'jenderal' itu. Dua rekannya baru sekitar dua bulan mengenakan seragam dan atribut jenderal. Itu pun diberikan Aditya. Kartu tanda pengenal mereka juga ditandatangani Aditya.
Sementara Kasat Reskrim Polresta Medan Kompol Wahyu Istanto Bram tidak mengomentari informasi mengenai Aditya merupakan putra pejuang kemerdekaan.
"Itu tidak ada hubungannya dengan perbuatan mereka," ucapnya kepada merdeka.com. [ian]
Saat pemberitaan dirinya ditangkap ramai beredar, Aditya tetap menolak dikatakan gadungan. Dia yakin sebagai jenderal bintang lima dari Deputy Of Highest Commander Of The United Nations Peace Keeping Forces Council South East Asia (The UN PKFC-SEA).
"Kami sudah mengadakan pertemuan dengan Pangdam I Bukit Barisan," kata Adityo dalam suratnya
Jika diingat ke belakang, nama Aditya juga pernah membuat heboh media di musim Pemilihan Presiden 2014 lalu. Kala itu, pria yang memiliki nama lain Alexandre Hanafi alias Adityo Hanafi maju sebagai calon presiden secara independen.
Saat pemberitaan dirinya ditangkap ramai beredar, Aditya tetap menolak dikatakan gadungan. Dia yakin sebagai jenderal bintang lima dari Deputy Of Highest Commander Of The United Nations Peace Keeping Forces Council South East Asia (The UN PKFC-SEA).
"Kami sudah mengadakan pertemuan dengan Pangdam I Bukit Barisan," kata Adityo dalam suratnya kepada merdeka.com, Rabu (27/11).
Jika diingat ke belakang, nama Aditya juga pernah membuat heboh media di musim Pemilihan Presiden 2014 lalu. Kala itu, pria yang memiliki nama lain Alexandre Hanafi alias Adityo Hanafi maju sebagai calon presiden secara independen.\
Sumber : Merdeka.com