Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo akan segera memasuki masa pensiun sekitar bulan Maret-April 2018 mendatang.
Saat HUT TNI ke-72 lalu, Gatot pun mengingatkan kepada segenap pimpinan TNI di bawahnya menyiapkan kader penerus setelah kepemimpinannya usai. Dia berharap siapa pun penerusnya mampu melakukan berbagai transformasi di tubuh TNI serta meningkatkan kinerja TNI di masa-masa berikutnya.
"Saya yakin kader-kader TNI sudah dipersiapkan untuk itu," ucap Gatot tanggal 5 Oktober lalu.
Panglima TNI biasanya diangkat dari Kepala Staf Angkatan. Baik itu Darat, Laut dan Udara. Namun tak harus selalu bergantian. Misal Panglima TNI sebelumnya Jenderal Moeldoko juga digantikan oleh Jenderal Gatot Nurmantyo yang sama-sama berasal dari TNI AD.
Melihat posisi saat ini ada tiga perwira tinggi bintang empat yang memenuhi syarat untuk menggantikan Jenderal Gatot Nurmantyo sebagai Panglima TNI.
1. Jenderal Mulyono
Kepala Staf TNI AD Jenderal Mulyono merupakan alumnus Akabri 1983. Orang nomor satu di Angkatan Darat ini punya karir yang cukup cemerlang.
Selepas dari Akabri, Mulyono yang saat itu berpangkat Letnan Dua langsung ditugaskan sebagai Komandan Peleton (Danton) di Yonif 712 Kodam VII/Wirabuana. Tak lama, dia mendapat promosi dan diserahi tanggung jawab menjadi Komandan Kompi (Danki) hingga Perwira Seksi Operasi (Pasiops) di tempat yang sama.
Mulai tahun 1997, Mulyono diberi kepercayaan untuk menjadi Komandan Batalyon Infanteri 143/Tri Wira Eka Jaya di wilayah Kodam I/Bukit Barisan. Lalu menjadi Komandan Kodim 0901/Samarinda pada 2000.
Dia lalu ditugaskan sebagai Komandan Korem 032/WBR di wilayah Kodam I/Bukit Barisan dan kembali ke Bandung sebagai Wakil Komandan Secapa AD.
Kariernya semakin lengkap ketika Mulyono resmi menyandang pangkat sebagai Brigadir Jenderal pada 10 Mei 2011 melalui surat keputusan presiden. Dia menempati posisinya sebagai Direktur latihan di Kodiklat TNI AD sebelum digeser menjadi Direktur Doktrin Kodiklat TNI AD.
Mulyono mendapat promosi berupa kenaikan pangkat menjadi Mayor Jenderal dan duduk sebagai Komandan Kodiklat TNI AD. Setelah itu, dia hijrah ke Jakarta untuk diposisikan sebagai Asisten Operasi Kasad pada 2013 lalu.
Tak lama kemudian, dia ditunjuk menjadi Panglima Kodam Jaya dan selanjutnya menjadi Pangkostrad. Posisi ini sebelumnya diisi Gatot sebelum ditunjuk menjadi Kasad menggantikan Moeldoko.
2.Laksamana Ade Supandi
Laksamana Ade Supandi adalah orang nomor satu di tubuh TNI AL. Dia juga punya kans untuk menggantikan Jenderal Gatot Nurmantyo.
Pengangkatan Laksamana Madya (Laksdya) TNI Ade Supandi, S.E. sebagai Kasal didasarkan pada Keputusan Presiden Nomor 92/TNI/2014 yang ditandatangani Presiden RI Joko Widodo pada 31 Desember 2014.
Sebelum menjadi Kasal, perwira lulusan AAL Angkatan-28 tahun 1983 ini menjabat sebagai Kepala Staf Umum (Kasum) TNI. Ade Supandi lahir pada tanggal 26 Mei 1960 di Batujajar, Bandung, Jawa Barat.
Ade menghabiskan awal karirnya sebagai perwira dan komandan kapal perang. Tahun 1995 dipercaya sebagai Komandan KRI Tongkol-813, selang setahun kembali dipercaya sebagai orang nomor satu di KRI Sutedi Senaputra-378.
Berlanjut menjadi Komandan KRI Malahayati-362 pada tahun 2000 dan Komandan KRI Ahmad Yani-351 yang dijabatnya satu tahun kemudian pada tahun 2001.
Tahun 2002 hingga 2004 dia memperkuat jajaran Koarmatim dengan jabatan masing-masing Komandan Satuan Kapal Amfibi, Komandan Satuan Kapal Eskorta dan Komandan Komando Latihan.
Pangkat Laksamana Pertama diraihnya saat menjadi Dankodikopsla tahun 2009. Kemudian diangkat menjadi Guskamlabar kemudian dipercaya menjadi Gubernur AAL.
Berbagai jabatan bintang dua juga pernah dilakoninya. Tahun 2011 dengan menjabat sebagai Pangarmatim dan diteruskan dengan menjadi Assiten perencanaan dan Anggaran (Asrena) Kasal setahun kemudian.
Pangkatnya dinaikan menjadi Bintang Tiga setahun kemudian ketika dilantik menjadi Kasum TNI dan kemudian diangkat menjadi Kepala Staf TNI AL.
3.Marsekal Hadi Tjahjanto
Dibanding dua calon lain, Marsekal Hadi Tjahjanto dinilai punya peluang paling besar. Hadi disebut cukup dekat dengan Presiden Jokowi. Jika melihat giliran, TNI AU pun punya kans besar karena panglima sebelumnya sudah dijabat oleh TNI AL, Laksamana Agus Suhartono lalu kemudian dua kali dari TNI AD. Jenderal Moeldoko dan Jenderal Gatot Nurmantyo.
Presiden Joko Widodo menunjuk Marsekal Madya Hadi Tjahjanto sebagai Kepala Staf Angkatan Udara (Kasau) baru. Dia menggantikan posisi Marsekal TNI Agus Supriatna yang pensiun 28 Januari.
Hadi merupakan perwira tinggi lulusan Akademi Angkatan Udara tahun 1986 dan Sekolah Penerbang TNI AU 1987. Usia pria kelahiran Malang, 8 November itu saat ini 53 tahun.
Karier suami Nanik Istumawati itu bisa dibilang cukup cemerlang. Dia meraih tiga bintang lebih cepat meninggalkan para seniornya. Dalam waktu tiga tahun Hadi tercatat dua kali mendapat promosi.
Pada Oktober tahun lalu Hadi mendapat promosi dari Sekretaris Militer Presiden menjadi Irjen Kementerian Pertahanan. Berarti, dalam kurun waktu tiga bulan Hadi tercatat dua kali mendapat promosi jabatan.
Hadi meraih bintang satu saat didapuk menjadi Direktur Operasi dan Latihan Basarnas (Dirops dan Lat Basarnas) 2011-2013. Lalu dia ditempatkan sebagai Kepala Dinas Penerangan TNI AU 2013-2015 dan Komandan Lanud Abdulrachman Saleh 2015.
Tak lama di sana, bapak beranak dua ini mendapat promosi ketika menduduki posisi Sekretaris Militer Presiden 2015-2016. Menjadi Sekmil kurang lebih satu tahun, Hadi dipromosikan menjadi Irjen Kemhan tahun 2016 lalu diangkat menjadi Kepala Staf TNI AU.
Sumber : Merdeka.com