PATRIOT SEJATI - Sistem barter merupakan metode kuno dalam sistem perdagangan di dunia. Pola transaksi itu dikenal jauh sebelum ada yang namanya uang sebagai alat tukar.
Bicara soal sistem perdagangan, di era modern yang semakin maju, sistem perdagangan pun semakin berkembang. Namun siapa sangka jika sistem barter masih diberlakukan dalam perdagangan produk antar negara. Indonesia termasuk yang menjalankan sistem perdagangan kuno ini.
Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita mengungkapkan barter atau pertukaran barang dagangan diatur dalam UU Nomor 16 tahun 2012 tentang industri pertahanan. Kementerian Perdagangan pun telah menggandeng Kejaksaan Agung guna mengkaji kemungkinan barter komoditas.
"Sebelum terjadi penyimpangan hukum, kami mohon Jaksa Agung bisa beri pendampingan dan banyak hal lain," kata Menteri Enggar.
Peneliti Institute of Development Economics and Finance Eko Listiyanto menilai, bahwa konsep yang akan dilakukan tersebut bisa menguntungkan kedua pihak. Eko mengatakan, hal yang tidak boleh luput dari perhatian pemerintah yakni, bagaimana hal tersebut nanti dapat terlaksana sesuai dengan harapan, baik dari segi dagangnya, maupun segi investasi.
"Yang harus dipikirkan adalah bagaimana cara mengimplementasikannya itu. Ketika kita menyodorkan model skema imbal dagang yang istilahnya fair trade, nanti bagaimana menindak lanjutinya dibawah, baik sifatnya dagang, maupun investasi, karena dua itu pasti terkait antara hubungan dagang dan hubungan investasi," jelas Eko.
Berikut merdeka.com akan merangkum sejumlah barter yang tak disangka dan akan unik jika terealisasi.
1. Produk karet Indonesia ditukar Sukhoi Rusia
Kementerian Perdagangan mengungkapkan telah mengajukan penawaran produk karet Indonesia untuk bisa ditukar dengan Sukhoi.
"Setiap beli alutsista maka ada rumusannya itu. Kementerian pertahanan beli Sukhoi dan sebagian dari itu ada imbal dagangnya," kata Mendag Enggartiasto Lukita.
"Itu yang jadi bagian pembicaraan. Karena kami tidak mau menawarkan yang dia tidak butuh."
Pemerintah, lanjutnya, telah menunjuk PT Perusahaan Perdagangan Indonesia untuk menjadi pelaksana barter. Sementara Rusia telah menunjuk Rostec.
2. Migas Afsel ditukar persenjataan Indonesia
Merdeka.com - Pemerintah Indonesia dan Afrika Selatan tengah membahas kerja sama perdagangan antar kedua negara dalam memperlancar realisasi ekspor. Kementerian Perdagangan akan memanfaatkan skema imbal dagang (counter trade) bagi produk yang pengelolaannya masih melibatkan peran antar pemerintah.
"Selain penjajakan PTA, pemerintah juga membantu dari segi government to government lewat skema imbal dagang, serta melalui perwakilan di luar negeri, baik ITPC maupun Atdag," ujar Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita.
Adapun beberapa produk yang akan dimanfaatkan untuk skema imbal dagang adalah energi (minyak dan gas) dari Afrika yang dapat dibarter dengan produk alutsista, transportasi, dan kelapa sawit dari Indonesia.
3. Sawit Indonesia ditukar dengan mobil Jerman
Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) menyambut baik rencana kerja sama ekonomi Indonesia-Jerman. Bila terwujud, maka beberapa produk ekspor unggulan seperti minyak sawit mentah (CPO) bisa lebih leluasa masuk pasar Eropa.
Ketua Apindo Sofjan Wanandi menyatakan posisi Jerman strategis lantaran menjadi kekuatan ekonomi nomor satu di Eropa saat ini. Sebagai ganti, Indonesia membuka peluang Jerman ingin memperbanyak investasi padat modal sektor otomotif teknologi ke Tanah Air.
"Investasi (Jerman) ke sini proyek-proyeknya agak besar. Yang mau masuk bangsa pabrik mobil Volkswagen, Ferosthal, perusahaan-perusahaan UKM di sana juga ingin masuk ke sini. Saya dengar mereka juga ingin kerja sama bidang perkapalan," ungkap Sofjan.
4. Minyak Nigeria ditukar dengan Nasi Padang
Kementerian Perdagangan menawarkan perjanjian kerja sama ekonomi terbatas dengan Nigeria. Negara Afrika itu merupakan salah satu eksportir minyak untuk kebutuhan bahan bakar Indonesia, selain Arab Saudi dan Iran.
Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional (PEN) Kemendag Gusmardi Bustami mengatakan pihaknya mengupayakan agar negara kawasan Afrika Barat itu bersedia membuka pasar bagi produk unggulan Tanah Air, misalnya masakan padang, tekstil, dan alas kaki.
Gusmardi menyatakan beberapa produk Indonesia, khususnya nasi padang, digemari warga Nigeria. "(Warga Nigeria) sangat senang dengan restoran Padang. Secara kultur kita dekat, tinggal bagaimana menggali ini untuk meningkatkan hubungan ke depan," ujarnya.
5. Furniture Indonesia ditukar teknologi India
Menteri Perdagangan era Presiden SBY, Gita Wirjawan, menjadi tim perunding CEPA dengan India. Dia mengatakan, Indonesia akan mengusahakan supaya produk unggulan bisa lebih mudah diekspor ke Negeri Sungai Gangga tersebut.
"Kita upayakan mulai negosiasi CECA antara Indonesia dan India secara bilateral. Kelapa sawit, batu bara, sumber daya alam, juga furniture sudah mulai banyak di sana," ujar Gita.
Sebaliknya, India sangat kuat dalam sektor teknologi, mulai dari perangkat lunak dan produk elektronik. Karenanya, CEPA dirancang untuk tak sekadar menggarap aspek perdagangan.
"Industri yang berteknologi, mereka cukup kuat selama ini. Justru kita pengen dalam CECA ini semangat alih teknologinya," kata Gita.
SUMBER : MERDEKA.COM