Sebuah prestasi gemilang kembali dibukukan Tentara Nasional Indonesia (TNI), mereka berhasil menyabet sebagian besar emas dalam lomba menembak internasional di ajang Australian Army Skill at Arms Meeting (AASAM) 2016. Tak hanya itu, TNI juga berpeluang mempertahankan gelar juara umum untuk kedelapan kalinya.
Yang paling membanggakan, prestasi yang mereka bukukan berhasil melampaui peserta dari negara-negara maju. Bahkan dua perwakilan dari AS, hanya satu yang berhasil menyumbangkan medali, yakni USMC dengan satu medali perunggu. Angkatan Darat AS belum sekalipun menyumbangkan medali.
Dalam ajang tersebut, Angkatan Darat AS menerjunkan Team Bayonet. Tim tersebut berusaha melakukan yang terbaik namun belum sekalipun berhasil menyabet emas.
Mereka adalah Staf Sersan John Flynn dan Spc James Griswold, keduanya berasal dari Batalion Pertama, Resimen Infantri Ke-17, Brigade Tim Tempur Kedua, Divisi Infantri Kedua, yang merupakan bagian dari Team Bayonet. Tim ini terdiri atas 18 anggota, yang ikut berkompetisi melawan 16 negara di ajang Australian Army Skills at Arms Meeting.
Ajang ini pertama kali diikuti oleh Divisi Infantri ketujuh AS, serta satu-satunya yang mewakili AS di ajang internasional. Sejauh ini, mereka sudah melalui 84 pertandingan, termasuk tiga kategori utama, yakni Kompetisi Sniper Terbuka, Kompetisi Menembak Untuk AD, AL dan AU, serta Kompetisi Internasional.
"Kami sudah menyelesaikan sebagian di antaranya. Kami bukan penembak runduk terbaik, tapi kami bukan yang terburuk" ujar Griswold, demikian dilansir situs resmi Angkatan Darat AS army.mil, Rabu (18/5).
Tim Bayonet menghabiskan waktu hingga delapan jam sehari, selama dua minggu, untuk mengasah kemampuan senapan dan pistol, mempersiapkan senjata selama kompetisi serta mempelajari paduan kompetisi AASAM.
"Tidak ada satupun dari kami yang pernah bertanding di AASAM sebelumnya, jadi agak membingungkan. Kami menggunakan dua minggu untuk mengetahui apa yang dilakukan selama pertandingan dan berlatih yang kami bisa, mengetahuinya butuh waktu dua hari untuk berlatih sebelum kompetisi dimulai," lanjut Flynn.
Tahun ini, kompetisi melibatkan sejumlah negara dari Eropa, Australia, Asia dan Amerika Utara. Para kontestan berlomba dengan menggunakan pistol, senapan, senapan penembak runduk dan senapan mesin standar militer.
AASAM menggunakan skenario realistis dengan menggunakan target yang digerakkan mobil remot kontrol yang dipasangi target berbentuk kertas atau balon. Mobil remot tersebut bisa bergerak dengan kecepatan sampa 35 mph, pelan, ngebut, berbelok mendadak dan berhenti saat terkena tembak.
"Secara keseluruhan kompetisi ini sangat baik. Banyak pertandingan yang menguji kemampuan kami untuk menembak dalam posisi berbeda dan membidik lebih dari satu target," kata Flynn.
Sayangnya, kompetisi ini mewajibkan seluruh perserta untuk tidak melakukan kesalahan apapun yang berakibat kehilangan poin. Meski belum menunjukkan kualitasnya, Flynn berharap untuk kembali lagi dalam kompetisi yang sama di tahun berikutnya.
"Mungkin satu orang dari Tim Bayonet bisa membantu latihan tahun depan."
ADS HERE !!!